Sabtu, 03 Oktober 2009

Bidadari yang Cantik Jelita

Mereka sangat sangat cantik, memiliki suara-suara yang indah dan berakhlaq yang mulia. Mereka mengenakan pakaian yang paling bagus dan siapapun yang membicarakan diri mereka pasti akan digelitik kerinduan kepada mereka, seakan-akan dia sudah melihat secara langsung bidadari-bidadari itu. Siapapun ingin bertemu dengan mereka, ingin bersama mereka dan ingin hidup bersama mereka.

Semuanya itu adalah anugrah dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang memberikan sifat-sifat terindah kepada mereka, yaitu bidadari-bidadari surga. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mensifati wanita-wanita penghuni surga sebagai kawa’ib, jama’ dari ka’ib yang artinya gadis-gadis remaja. Yang memiliki bentuk tubuh yang merupakan bentuk wanita yang paling indah dan pas untuk gadis-gadis remaja. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mensifati mereka sebagai bidadari-bidadari, karena kulit mereka yang indah dan putih bersih. Aisyah RadhiAllohu anha pernah berkata: “warna putih adalah separoh keindahan”

Bangsa Arab biasa menyanjung wanita dengan warna puith. Seorang penyair berkata:

Kulitnya putih bersih gairahnya tiada diragukan
laksana kijang Makkah yang tidak boleh dijadikan buruan
dia menjadi perhatian karena perkataannya lembut
Islam menghalanginya untuk mengucapkan perkataan jahat

Al-’In jama’ dari aina’, artinya wanita yang matanya lebar, yang berwarna hitam sangat hitam, dan yang berwarna puith sangat putih, bulu matanya panjang dan hitam. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mensifati mereka sebagai bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik, yaitu wanita yang menghimpun semua pesona lahir dan batin. Ciptaan dan akhlaknya sempurna, akhlaknya baik dan wajahnya cantk menawan. Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang suci. Firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: ”Dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci.” (QS: Al-Baqarah: 25)

Makna dari Firman diatas adalah mereka suci, tidak pernah haid, tidak buang air kecil dan besar serta tidak kentut. Mereka tidak diusik dengan urusan-urusan wanita yang menggangu seperti yang terjadi di dunia. Batin mereka juga suci, tidak cemburu, tidak menyakiti dan tidak jahat. Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang dipingit di dalam rumah. Artinya mereka hanya berhias dan bersolek untuk suaminya. Bahkan mereka tidak pernah keluar dari rumah suaminya, tidak melayani kecuali suaminya. Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang tidak liar pandangannya. Sifat ini lebih sempurna lagi. Oleh karena itu bidadari yang seperti ini diperuntukkan bagi para penghuni dua surga yang tertinggi. Diantara wanita memang ada yang tidak mau memandang suaminya dengan pandangan yang liar, karena cinta dan keridhaanyya, dan dia juga tidak mau memamndang kepada laki-laki selain suaminya, sebagaimana yang dikatakan dalam sebuah syair: Ku tak mau pandanganmu liar ke sekitar jika kau ingin cinta kita selalu mekar.

Di samping keadaan mereka yang dipingit di dalam rumah dan tidak liar pandangannnya, mereka juga merupakan wanita-wanita gadis, bergairah penuh cinta dan sebaya umurnya. Aisyah RadhiAllohu anha, pernah bertanya kepad Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam, yang artinya: “Wahai Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam, andaikata engkau melewati rerumputan yang pernah dijadikan tempat menggembala dan rerumputan yang belum pernah dijadikan tempat menggambala, maka dimanakah engkau menempatkan onta gembalamu?” Beliau menjawab,”Di tempat yang belum dijadikan tempat gembalaan.” (Ditakhrij Muslim) Dengan kata lain, beliau tidak pernah menikahi perawan selain dari Aisyah.

Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam bertanya kepada Jabir yang menikahi seorang janda, yang artinya: ”Mengapa tidak engkau nikahi wanita gadis agar engkau bisa mencandainya dan ia pun mencandaimu?” (Diriwayatkan Asy-Syaikhany)

Sifat bidadari penghuni surga yang lain adalah Al-’Urub, jama’ dari al-arub, artinya mencerminkan rupa yang lemah lembut, sikap yang luwes, perlakuan yang baik terhadap suami dan penuh cinta. Ucapan, tingkah laku dan gerak-geriknya serba halus.

Al-Bukhary berkata di dalam Shahihnya, “Al-’Urub, jama’ dari tirbin. Jika dikatakan, Fulan tirbiyyun”, artinya Fulan berumur sebaya dengan orang yang dimaksudkan. Jadi mereka itu sebaya umurnya, sama-sama masih muda, tidak terlalu muda dan tidak pula tua. Usia mereka adalah usia remaja. Alloh Subhanahu wa Ta’ala menyerupakan mereka dengan mutiara yang terpendam, dengan telur yang terjaga, seperti Yaqut dan Marjan. Mutiara diambil kebeningan, kecemerlangan dan kehalusan sentuhannya. Putih telor yang tersembunyi adalah sesuatu yang tidak pernah dipegang oleh tangan manusia, berwarna puith kekuning-kuningan. Berbeda dengan putih murni yang tidak ada warna kuning atau merehnya. Yaqut dan Marjan diambil keindahan warnanya dan kebeningannya.

Semoga para wanita-wanita di dunia ini mampu memperoleh kedudukan untuk menjadi Bidadari-Bidadari yang lebih mulia dari Bidadari-Bidadari yang tidak pernah hidup di dunia ini. Wallahu A’lam

(Sumber Rujukan: Raudhah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqin [Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu], karya Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah)

20 komentar:

  1. WAW.... perfect ya...
    aku pengen ketemu

    BalasHapus
  2. oke nich blog..^_^
    salam kenal yach...
    saya tunggu comment baliknya........

    BalasHapus
  3. Ambil dari bukunya salim A Fillah yaa, but okey

    BalasHapus
  4. waw....
    kl bc ini jd bs berimajinasi sempurnanya ciptaan ALLOH ini.....

    BalasHapus
  5. Maha besar ALLAH dengan segala ciptaan-Nya

    BalasHapus
  6. Subhanallah....

    :)

    BalasHapus
  7. HidayahMu untuk orang-orang yang bertakwa! Amin!

    BalasHapus
  8. bagaimana dg suami istri yg sama2 masuk surga? apakah cinta mereka hrs terisi jg dg kehadiran bidadari? apakah ini adil bagi para istri yg sgt mencintai suaminya? pdhl para istri sll mengasihi suaminya dg tulus,tp ketika mereka di surga , sang suami bisa bermesraan dg wanita lain(bidadari).bgmn perasaan sang istri?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya gw juga bingung tuh, apa ada bidadara? untuk wanita solehah, kalo wanita ngak ada suaminya atau suaminya dineraka sapa yg temanin? Bidadarakah ?

      Hapus
  9. Harusnya dia tidak sampe cemburu begitu kan menurunkan harga dirinya dan merugikan dirinya sendiri.

    Coba bagi kalian yg suka cemburu, baca artikelnya di http://ayobelanjabaju.com/blog/cara-mengatasi-rasa-cemburu-posesif-berlebihan.
    Dijamin kalian lebih mengerti pasangan dan bebas dari perasaan cemburu
    Good Luck ya ^ ^

    BalasHapus
  10. apa benar jika seorang suami meninggal, lalu istri tetap menjadi "jaanda" seumur hidupny..
    suami dan istri itu sangat mengikuti ajaran agamanya..calon surg..
    apa benra kelah bidadari surganya itu ilah istrinya sendiri? dan akn di jadikan pasangannya nanti di surga?
    terimkasih ;)

    BalasHapus
  11. @xamthone : menjanda atau menikah lagi, bukan termasuk ajaran agama.. jadi tidak bisa jadi patokan surga tidaknya. Semua itu pilihan. Yang pasti, tidak melakukan yang diharamkan, seperti mendekati zina dsb. Pilih mana jalan yang lebih tenang di hati.

    2. Iya benar, menurut pendapat sebagian besar ulama, bahwa istrinya akan menjadi bidadari suaminya kelak di surga.

    @all: di sana tak ada lagi rasa cemburu..

    BalasHapus